S A M U E L W A H A B Y ' s Z O N E

Welcome to my zone
You can see parts of my life...!!!

Kamis, 27 Januari 2011

lalu berlalu, menyilang dalam simpang yang kunjung hilang

Tak ada bulan atau bintang dalam setiap malamku. Semua kelabu dan tak terbentuk sinaran untuk terangi gelap jalanku ini. Seperti senja yang tak berujung dalam penat, Hanya menggoreskan luka  dan sesak dalam dada.
Bila pun aku mencinta, Aku hanya mencinta untuk diriku sendiri. Tak cukup waktuku untuk kubuka, apalagi ku bagi.
                Aku bagai seonggok sampah dalam limpahan berlian disekelilingku. Aku menjdai busuk dalam segarnya buah-buahan di dahan. Apakah aku seperti air dalam badai yang hanya untuk dihempaskan dan semuanya berlalu???
Ibarat angin musiman yang berlalu begitu saja tanpa arti. Aku mau merintih dalam perih ini. Aku mau berontak dalam sesak ini, dan aku mau menjerit dalam bisu ini tapi gaung ketenangan yang pernah dibagi untukku telah menghilang dengan satu kecup di kening yang penuh takut itu.
Aku tak berani keluar dalam penjara ini, hanya terkurung dalam sangkar usang dan dipenuhi karat.  Andai ada yang tau betapa dalam sakit ini, berapa lama kukubur pahit ini dan tak mau lagi aku telan getir dalam bulir rasamu ini, namun saying semuanya hanya untukku, yaa selalu untukku…
Bertahun-tahun aku terkurung dalam siksa batin yang kututupi, menutup rasa malu dan takutku yang dalam hingga tiba kau datang dan buka takutku tepis semua risauku tentang hitam bayangku seperti membuka tabir yang enggan untuk kulihat kembali meski sejenak.
Kau perlihatkan sinaran hati yang kau percikan dalam goresan kelam sisi hatiku. Menyela segala risau yang menganga sepanjang hati yang kuurai sangat dalam. Kau seperti pelita dalam harap yang tak kunjung datangiku, membelokka segala angin yang menjauh untuk tetap sejukkan hati hingga mentari yang enggan menyinari pun seakan kau tamping cahaya hangatnya untuk mendiami sekujur tubuhku. Dan nyatanya itu hanya dating dan pergi secepat kilat yang menyambarku di siang hari.
Sungguh tak beruntungnya aku, hanya sekejap kau datang dan berlalu seketika. Seandainya aku tahu hanya jadi pelabuhan untuk singgahanmu mungkin akan kuberi tempat yang tak sedalam ini, aku tak mau samuderaku mengering untuk mengiringi setiap decak langkah kau kau ulur  jauh.
Tak ada lagi pelangi di siang hari saat ini, hanya kelabu dan mendung yang Nampak di sudut hari dalam hidupku, tak ada rona merah atau jingga yang hiasi senjaku ini. Cukup menyendiri mulai sekarang, mengarahkan kaki untuk menjauh dan tak mau kuayunkan langkah bersama dengan dentuman suara kaki lain, biarlah aku menjadi aku yang penyendiri.
Disaat kurasa kebangkitan diri yang mulai kuyakini hanyalah mimpi dan ketika ku buka mata semua itu semu aku hanya meminta sang hujan yang kubenci tuk temani ragaku ini. Meminta hal yang tak kusukai untuk tetap menjajal hariku hingga kutemui cinta dalam benciku ini.
Bila kau tlah temukan cintamu yang hilang maka akan kucari nanti, tidak saat ini. Bila kau tlah lupakan aku dalam memori ingatanmu kubuka lagi nanti, karena semua tlah kubekukan dalam kecup yang menghilang. Dan bila ku tak mungkin kembali padamu, begitu pun aku akan tetap menjauh dan menyendiri seperti aku yang dulu.



Dalam hitungan hari yang kutulis dalam lembaranku, sungguh aneh kurasa dirimu. Memaksa untuk ku berucap sumpah. Berikrar pada hati dan yakinmu agar ku ada dalam dekap takutku yang kau munculkan.
Jiwa yang seumur hidupku kemarin terlepas n melayang bebas seperti diikat dan disekat dalam senyum yang ditebar untuk detik yang kulalui. Janggal dalam benak ini, berkata ada apa denganmu??? Tak ada sakit yang kurasa apalagi kupelihara seperti yang selalu dirimu pertanyakan.
aku hanya maju dan melaju searah dengan jaraum waktu yang tak bisa kuberhentikan meski aku coba tuk meminta. namun yakinku yang kupegang hanya janji bahwa aku akan tetap berdiri dalam semua kepahitan yang kau beri, sepertimu yang berlalu melewati persimpangan hati yang kau bagi, maka aku pun ikut melangkah dan tak sesekali berniat tuk kembali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar