S A M U E L W A H A B Y ' s Z O N E

Welcome to my zone
You can see parts of my life...!!!

Kamis, 27 Januari 2011

LAYANGAN HATI

Satu hari dalam hidupku aku tertawa dengan airmata tuk basuh perih  tak terperi ini,
Satu hari dalam hidupku aku tidur dalam sedu sedan menahan suara sopranku tuk menganga, dan
Satu hari dalam hidupku aku berjalan tegak diatas padang  pasir yang tandus…

Sungguhlah memang seperti aku tak bersahabat dengan diriku sendiri, semua serasa kabur dan berbanding terbalik dengan mega yang kulihat di senja yang ingin kutuju, cermin yang kugenggam hanya tinggal kepingan kaca yang tajam hingga luka tangan ini, semua sudah berubah dan ku tak percaya lagi apa-apa yang ada pada diri n sekeliling ini
Biarpun dunia meniupkan angin surga, tak akan kutanggapi karena ku tak pernah tau surga mana yang ditujukan untukku, atau bilakah langit menurunkan gerimis dalam gersang hidupku, tak akan  kubiarkan tubuhku terjamah karena hujan yg diturunkan untukku, aku pun tak tau untuk apa.

Sudah lelah hati ini untuk terus mencoba dan berusaha seperti tak ada yang bermuara padaku, semua menjauh dan menurun.. apakah aku terlalu tinngi untuk didaki atau terlalu luas untuk direngkuh?? Seakan tak habis pertanyaan dalam otakku tuk dijabarkan semuanya membosankan bagiku.

Laut dan samudera seakan terbahak padaku, menimpakan gemuruh suaranya seperti gunungan gelombang laut yang siap meluluh lantahkan istana pasir di hatiku, seiya sekata dg laut maka bumi pun ikut berdendang menggemakan decak suaranya bak letupan gunung yg diselingi kabut untuk melengkapi hidupku untuk bergoyang dalam semarak takdirku.
Aku tak menganggap ini kena’asan atau peluh dunia yang tertulis untukku namun hanyalah sebuah sentuhan gelombang elektromagnetik yang diberi dan dirangkaian dalam roda hidupku agar tetap menyala….

Aku tak pernah mengerti mengapa ku begitu rapuh tak sekuat dulu, menutupi ragu yang menggoncangkan hati dan fikiranku untuk meraba hati yang lain, aku seperti terperosok dalam pada jamahan sesaat riakan kecil air sungai, aku tersesat dan susah tuk berbalik arah, adakah sepotong jalan yang akan putarkan aku kembali pada rasio yang dulu sempat menempel dalam nalarku hingga ku bias kembali pada tempatr semua bermuara?

Aku sesekali menengok dalam kaca yang retak itu, menatap kembali dengan penuh perasaan melingkupi ruang hampa sekitar yang seakan menghimpitku dan enggan mengeluarkanku dalam panggkuannya..

Aku jenuh untuk berkata pada diri sendiri karena tak ada sahut yang menjawab atas pertanyaan hidupku yang tak kunjung menggumam dalam dada.

Aku sepi dalam diam ini, aku dingin dalam kemelut ini, aku merindu pada hangat tawa yang meredup dalam angin yang berlalu

Aku sungguh ingat saat hujan datang padaku hampir setahun yang lalu, beradu dengan gemerincik air yang setia temani hangatnya canda tawa yang tak kukira hingga semua berlalu dalam satu untaian kata tak tuntas. Meloloskan hati untuk menenggelamkan kisah lalu sungguhlah bukan perkara mudah tak seperti menerbangkan ribuan sobekan kertas dalam genggaman dan sekali kutiup semuanya hilang melayang tersapu angin yang sempat ucapkan pisah dalam bisik-bisik kecil
Tak mudah bagiku untuk menahan, tak singkat untuk menghitung, hanya kekosongan yang kudapati seakan aku mati dalam tumpukkan salju, tak ada gelora atau gairah yang mampu cairkan beku hati hingga nampak sosok baru yang warnai hujanku untuk tak bergerak, ya sungguh tak ada gerak yang mampu menyentuhku lagi seperti semua langkah yang kuambil tak ada yang luput  tanpa izinnya, sungguh aku kaku dalam keadaan itu, merasa asing pada hal lama yang sering kujumpai

Lambat laun rasa yang mengikat dan memenjarakan aku dalam sandungan kecil pada jalan buntu itu membuatku betah untuk tetap terdiam tak mau bergerak, merasa hujan  bersahabat padaku kembali membawa pada rasa baru yang sungguh tak pernah ku fikirkan diawal dan menyentuh palungku pada peluk baru yang mengatakan ada getaran baru yang harus ku perbaharui seperti bumi yang membutuhkan penghijauan agar tetap terjaga kesuburannya dan seperti itu memang adanya hatiku dan hidupku saat itu.

Dan hingga pada suatu ketika renyuh hati dan mataku berbentuk isyarat, hingga hujan yang mulai kucintai tulus kembali seakan tak bias lagi kudekati.. semua harus hilang dan berakhir karena semua yang dijalani hanya berakhir pada jalan buntu tanpa penyelesaian, hanya sakit yang sangat parah yang nanti mungkin tercuatkan, aku tak mau melukainya sungguh untuk tetap memilih pada sisi yang tak seharusnya dijalani,
Dalam hati aku bergumam, ini tak boleh diteruskan..
Semuanya salah dan tak pernah bisa benar
Aku hanya jadi sandaran baru untuk orang baru ini, hanya untuk sesaat dan sekejap
Aku hanya jadi puing penambal hatinya yang bolong, sungguh malang n gelisahnya aku

Meskipun itulah nyatanya, tapi senyum hangat tawanya telah menggondol separuh ahtiku yang baru kerekatkan kembali… hanya dia dan hanya dia, pendatang baru yang lumpuhkan mataku untuk tak menatap sesiapa lagi, seakan buta untuk mendapati pencerahan….!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar